Jakarta, [15 November 2024] – Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya (YWIB) dan IMZ bersinergi menyelenggarakan program Sekolah Pemberdayaan Desa (SPD) 2024, sebuah intensive training yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas para pengelola program pemberdayaan ekonomi di ruang lingkup Dompet Dhuafa. Program yang berlangsung dari tanggal 15 Oktober hingga 19 November 2024 ini menawarkan kombinasi pelatihan daring dan luring dengan fokus pada penguatan kecakapan di berbagai aspek, mulai dari motivasi pemberdayaan, kepemimpinan, analisis kebutuhan dan potensi wilayah, hingga desain, implementasi, dan monitoring program pemberdayaan yang efektif. Kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan para pengelola program yang kompeten, yang mampu menjawab tantangan pemberdayaan ekonomi di berbagai daerah.
Para peserta program SPD disuguhi pengetahuan dari berbagai narasumber profesional, baik dari praktisi maupun akademisi di bidang pemberdayaan ekonomi. Salah satu pembicara utama adalah Anna Rahmawati, Direktur Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, yang memaparkan pentingnya membangun visi besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Anna menguraikan bagaimana motivasi yang kuat dan pemahaman mendalam tentang kondisi masyarakat menjadi fondasi utama dalam pelaksanaan program yang berhasil. Selain Anna, Udhi Tri Kurniawan, Deputy Direktur 1 Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, juga berperan aktif dalam membimbing peserta dalam menganalisis kebutuhan dan potensi wilayah yang dapat dioptimalkan dalam program ekonomi berbasis komunitas.
Kegiatan SPD terbagi menjadi dua fase utama, yakni sesi daring yang berfokus pada pemberian landasan teori dan sesi luring yang memungkinkan peserta untuk mempraktikkan pengetahuan yang telah diperoleh. Pada fase daring, peserta dibekali berbagai materi tentang dasar-dasar pemberdayaan masyarakat, yang melibatkan pembicara dari Departement of Communication Science and Community Development IPB University juga para praktisi ahli. Fase daring ini bertujuan memberikan pemahaman konseptual yang kokoh sebelum para peserta melangkah ke tahapan praktik di lapangan.
Fase luring atau sesi tatap muka dimulai dengan pembekalan lanjutan tentang strategi kepemimpinan dan komunikasi efektif, yang disampaikan oleh para praktisi yang telah berpengalaman dalam pengelolaan program pemberdayaan. Sesi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta dalam memimpin dan membangun komunikasi yang kolaboratif di lapangan, terutama di tengah masyarakat yang memiliki beragam karakteristik dan kebutuhan. Melalui studi kasus dan simulasi, para peserta diajak mengidentifikasi tantangan kepemimpinan yang sering muncul dalam program pemberdayaan ekonomi dan merancang strategi penyelesaiannya.
Selain itu, desain program pemberdayaan ekonomi juga menjadi topik utama dalam sesi luring. Para peserta mempelajari bagaimana cara merancang program yang tidak hanya responsif terhadap kebutuhan masyarakat, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang. Dengan dukungan para praktisi yang berpengalaman, peserta dilatih untuk menyusun rencana program yang mempertimbangkan keberlanjutan dan inklusivitas. Sesi ini menekankan pentingnya desain program yang fleksibel, sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi di lapangan tanpa mengesampingkan tujuan utama pemberdayaan ekonomi.
Salah satu momen penting dalam SPD adalah kegiatan praktik lapangan di Desa Tegal Waru. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk menerapkan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Social Mapping yang mereka pelajari selama pelatihan daring. PRA dan Social Mapping adalah metode partisipatif yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan potensi lokal secara langsung dari masyarakat. Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata kepada peserta dalam menggali informasi dari masyarakat desa, mengenali potensi ekonomi yang ada, serta menyusun strategi pemberdayaan yang sesuai dengan kondisi setempat.
Dalam tahap akhir pelatihan, peserta juga diajak mempelajari teknik implementasi dan monitoring program yang efektif. Mereka mendapatkan panduan tentang cara memastikan bahwa program berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, serta bagaimana memonitor progres program agar tetap berada di jalur yang benar. Teknik-teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program, sekaligus memaksimalkan dampak sosial-ekonomi yang dihasilkan.
YWIB dan IMZ berharap bahwa Sekolah Pemberdayaan Desa dapat menjadi benchmark bagi lembaga zakat dan organisasi pemberdayaan ekonomi lainnya dalam mengembangkan pendekatan yang komprehensif dan profesional. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan sinergi di antara para pengelola program pemberdayaan ekonomi, sehingga mereka dapat memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan bagi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.
=============================
Tentang YWIB
Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya (YWIB) adalah organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk mengembangkan kewirausahaan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. YWIB bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan solusi ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat di berbagai daerah.
Tentang IMZ
IMZ adalah lembaga social enterprise yang didirikan pada akhir tahun 1999 dan berfokus pada membantu organisasi profit maupun nirlaba dalam capacity building, konsultasi, penelitian, dan asesmen, terutama di bidang manajemen SDM, kepemimpinan, pengembangan SDM, serta pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai spiritual. IMZ mendukung peningkatan kapasitas organisasi dengan pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan kompetensi manajerial, serta membangun solusi yang berkelanjutan dalam pemberdayaan masyarakat.