Covid-19 telah mempengaruhi kinerja banyak organisasi bisnis maupun nirlaba. Banyak organisasi yang gagal mencapai target. Lalu, bagaimana menilai kinerja tim di tahun pandemi agar tetap fair dan memotivasi? Jelang akhir tahun, bersama IMZ Online Learning Program kita akan belajar bagaimana menilai kinerja tim di organisasi dalam situasi kerja yang sangat dipengaruhi oleh pandemi. Pelatihan ini
Gelombang pertama Covid-19 di Indonesia masih belum melandai. Klaster baru dan angka statistika cukup tinggi terjadi di beberapa daerah. Situasi ini sangat berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk keberlanjutan program-program pemberdayaan masyarakat. Banyak program pemberdayaan yang berhenti atau ditunda karena pandemi Covid-19. Apa yang dapat dilakukan lembaga filantropi agar program pemberdayaannya dapat terus berjalan di
Saat masuk ke digital fundraising, banyak lembaga yang terjebak dalam aspek teknis semata, terutama memilih platform. Padahal keberhasilan digital fundraising bukan hanya terletak pada kesiapan alat atau teknologi, tetapi juga pada kesiapan kultur atau budaya. Shifting digital fundraising perlu adanya pembangunan kultur digital. Ada tiga hal pembangunan kultur yang perlu diperhatikan di era pandemi ini,
Penyebaran virus Covid-19 masih terus terjadi. Efeknya terhadap dunia usaha diprediksi masih panjang hingga tahun depan. Sebagian perusahaan sudah melakukan PHK; bahkan menutup usahanya. Work Form Home (WFH) diprediksi masih berlangsung lama. Bahkan saat New Normal diberlakukan, WFH masih akan banyak dilakukan dan menjadi model kerja baru yang dilakukan banyak organisasi. Apalagi, pakar kesehatan memprediksi,
Bagi para pemberdaya, para petani, peternak, UMKM apakah harus sudah perlu mengantisipasi sejak dini akan dinamika yang terjadi saat ini? Apakah perlu ada switching atau peralihan profesi ke tema-tema yang laku di masa krisis. Atau tetap bertahan menanti era darurat berakhir? “Epos (energi positif) dari pemberdayaan ini gak boleh padam. Sebab ruh pemberdayaan ini pada
