• Phone: 085215646958
  • training@imz.or.id
Stay Connected:

AGAR ZAKAT TAK SEKEDAR GUGUR KEWAJIBAN
Fatchuri Rosidin
Direktur IMZ (www.imz.or.id)

Setiap Ramadhan, para pengurus masjid sibuk. Tak hanya sibuk mengelola kegiatan shalat tarawih, tapi juga melayani ummat Islam yang berzakat. Dibentuklah panitia zakat menjelang Ramadhan. Tugasnya mengumpulkan zakat dari masyarakat, kemudian menyalurkannya untuk fakir miskin, anak-anak yatim, atau para ustadz yang mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan Islam tapi penghasilannya tak mencukupi kebutuhannya. Setelah Ramadhan berakhir, tugas panitia pun selesai.

Di sebagian besar masjid, mushalla, atau yayasan sosial, zakat memang dikelola setahun sekali; biasanya di bulan Ramadhan. Masyarakat lebih suka mengeluarkan zakat di bulan Ramadhan karena besarnya keutamaan Ramadhan; disalurkan langsung ke mustahik atau dititipkan lewat masjid, mushollla, atau yayasan. Sebagian masjid lain tetap menerima zakat di luar Ramadhan, tapi sifatnya pasif saja kalau ada orang berzakat.

Bagaimana dengan nasib mustahik di luar Ramadhan? Mereka hidup 12 bulan setahun, bukan hanya di Ramadhan saja. Bisakah penyaluran zakat diatur agar bisa tetap membantu mustahik di 11 bulan setelah Ramadhan usai?

Saya bersyukur saat ini sudah bermunculan lembaga amil zakat (LAZ) di berbagai daerah yang bekerja mengelola zakat 12 bulan dalam setahun. Jumlahnya memang masih sedikit dan terpusat di kota-kota besar. Semoga masjid dan musholla bisa belajar dari LAZ agar bisa mengelola zakat sepanjang tahun.

Selain musiman, zakat saat ini pun sebagian besar masih disalurkan dengan model charity. Penyaluran zakat model ini fokusnya bagaimana zakat sampai ke tangan mustahik, untuk apa digunakan tak jadi soal. Yang penting kewajiban sudah ditunaikan; zakat sudah disalurkan. Tugas selesai.

Panyaluran zakat model charity ini efeknya jangka pendek. Di tangan mustahik, zakat akan langsung habis dalam sebulan, seminggu, bahkan bisa hari itu juga habis dibelanjakan. Setelah itu, masalah laten tetap menunggu di depan mata: tak cukup pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Penyaluran zakat perlu dikembangkan ke arah empowerment agar manfaatnya lebih lama. Orientasinya produktif, bukan konsumtif. Fokusnya bukan asal dana sampai ke mustahik, tapi membantu mustahik agar mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Yang diberikan bukan ikan untuk dimakan, tapi kail untuk memancing ikan.

Kalau orientasinya produktif, zakat bisa dikembangkan menjadi program-program pemberdayaan: memberikan pelatihan vokasional agar mustahik punya skill untuk bekerja, memberikan bantuan modal agar mustahik bisa memulai usaha, menyediakan tenaga pendamping untuk mendampingi mustahik agar mampu mengelola usahanya dengan lebih professional, dan program-program pemberdayaan lainnya.

Lembaga-lembaga zakat besar sudah melakukan hal ini. Dompet Dhuafa misalnya, membuat program Institut Kemandirian; tempat pelatihan vokasional untuk mustahik. Di sini tersedia berbagai pelatihan yang semuanya dibiayai dana zakat: pelatihan menjahit, pangkas rambut, mengemudi, tukang, service AC, montir sepeda motor, barista, komputer, content creator, digital marketing, desain grafis, programming, data analyst, sampai maternity dan SPA. Mereka bahkan menyiapkan asrama gratis bagi pesertanya.

BAZNAS (BAZIS) DKI tak kalah kreatif. Mereka melatih difabel menjadi barista dan mempekerjakannya di coffee shop. Semua karyawannya dari kalangan difabel. Kalau Anda tertarik menikmati kopinya, silakan berkunjung salah satu kedainya di Walking Tunnel Sudirman jalan Kendal Jakarta.

IMZ beberapa kali membuka program Sekolah Pemberdayaan Desa (SPD). Tujuannya melatih tenaga pendamping pemberdayaan ekonomi. Pesertanya sebagian besar dari lembaga zakat: Dompet Dhuafa, YBM PLN, Darut Tauhid, dan lain-lain. Lulusannya ditugaskan di desa-desa untuk mendampingi petani, peternak, pengrajin, dan UKM. Semua dibiayai dengan dana zakat.

Dengan mengubah pola penyaluran zakat dari charity menjadi empowerment, maka zakat tak hanya jadi pengganjal kemiskinan sementara, tapi solusi mengatasi kemiskinan mustahik secara jangka panjang. Semoga.

 

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

First Name*
Subject*
Email*
Your Comments

Kirim Pesan
Join Chat
Assalaamualaikum Wr.Wb

Terima kasih telah mengunjungi IMZ – Your Strategic Partner for Training, Research, & Development.

Ada yang bisa kami bantu ?
Klik tombol kirim pesan dibawah ini.