]]>
Pembentangan 75 paper dari setidaknya 5 negara Asia Tenggara dan sekitarnya mewarnai 5th Southeast Asia International Islamic Philanthropy Conference (SEAIIPC) 2017 kali ini. Setelah 4 penyelenggaran di Jakarta dan Bandung (Indonesia), maka pada 15 February yang lalu, event rutin pemerhati dan pegiat ZISWAF ini digelar di Avillion Melacca Hotel, Malaysia. Sebanyak 60 delegasi Indonesia yang
SOUTHEAST ASIA INTERNATIONAL ISLAMIC PHILANTHROPY CONFERENCE (SEAIIPC) merupakan acara gabungan tahunan yang diprakarsai oleh Center for Islamic Philanthropy and Social Finance (CIPSF-UiTM), Institut Manajemen Zakat (IMZ) Jakarta dan Institut Kajian Zakat (IkaZ-UiTM). SEAIIPC sebelumnya diadakan di Bandung, Indonesia. SEAIIPC menyatukan akademisi, peneliti, pakar industri dan masyarakat yang bersangkutan dalam forum tentang isu-isu yang berkaitan zakat,
Dalam rangka meningkatkan jalinan kerjasama antar lembaga zakat dunia, IMZ berinisiasi untuk mengajak para pegiat dan pemerhati untuk bersilaturahmi serta meningkatkan wawasan pengelolaan zakat dalam rangkaian ibadah umroh tahun ini. Pengelolaan zakat di berbagai negara memiliki karakteristik yang sangat unik. Sejarah pengelolaan zakat dalam Islam tidak akan lepas dari pengelolaan zakat Arab Saudi. Karakter pengelolaan
The implementation of Islamic Philanthropy in every country in the world has its own characteristics and uniqueness. This is related to the fact that Islamic Philanthropy has strong connections to the culture and the system from which it is derived. Therefore, presentation and discourse are necessary to enrich the Islamic Philanthropy’s idea and point of