Ciputat, 8 Desember 2011
Kesadaran masyarakat untuk membayar zakat maal atau zakat profesi sudah mulai membaik. Meskipun begitu, target yang ditetapkan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) Tarakan pada 2011 ini sebesar Rp 1,5 miliar belum terpenuhi. Hingga Oktober 2011 lalu, zakat ini baru mencapai Rp 1,2 miliar. “Sebenarnya target ini dibagi dua dari target zakat seluruhnya sebesar Rp 3 miliar pada tahun 2011. Yakni zakat fitrah Rp 1,5 miliar dan zakat maal Rp 1,5 miliar. Kalau zakat fitrah telah terpenuhi dan zakat mal masih sekitar Rp 300 juta lagi,” terang Syamsi Sarman SPd, Direktur Eksekutif BAZ Tarakan. Pemasukan zakat maal ini sebagian besar berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS menyumbang sekitar 54 persen, sedangkan dari pegawai swasta hanya 39 persen dari perolehan Rp 1,2 miliar ini. Belum tercapainya zakat maal ini menurut Syamsi karena beberapa hal. Dari unsur PNS sendiri disebabkan karena sosialisasi yang belum menyeluruh dan masih adanya PNS yang berzakat tidak melalui amil. “Sebenarnya dari segi agama hukumnya boleh, tapi pemanfaatannya kurang efektif jika masing-masing berzakat,” ujar Syamsi. Syamsi menjelaskan, kurang efektif disini maksudnya jika berzakat di fakir maka pemberiannya tidak terlalu besar, tapi kalau dikumpulkan melalui badan amil akan lebih besar karena penyalurannya serentak. Sedangkan untuk sosialisasi kendalanya adalah minimnya tenaga sosialisasi yang dimiliki BAZ. Tenaga sosialisasi pada BAZ saat ini hanya satu orang, yakni Direktur Eksekutif atau Pimpinan Harian BAZ (Syamsi Sarman) sendiri. BAZ sendiri pernah mencoba untuk merekrut beberapa uastadz atau mubaliq sebagai tenaga sosialisasi yang mengerti dan paham tentang zakat, tetapi yang menguasai visual atau multimedia tidak banyak. “Kita butuh mubaliq yang juga mengerti soal teknologi karena kita sosialiasi menggunakan media. Sebab jika hanya dengan ceramah saja sepertinya kurang menyentuh, kalau disertai dengan gambar yang butuh bantuan, kan lebih menyentuh,” katanya. Kendala sosialisasi juga terjadi pada karyawan swasta. “Kalau PNS sudah banyak yang taat hingga 80 persen tinggal 20 persen lagi yang perlu disosialisasikan. Sedangkan dari karyawan swasta sebagian besar masih belum taat,” ungkapnya mengharapkan 2,5 persen dari penghasilan sebulan untuk disisihkan untuk zakat maal bagi karyawan yang berpenghasilan Rp 2,5 juta perbulan. Sisa akhir tahun 2011 ini, BAZ sendiri tidak akan mengejar ketertinggalan pada zakat maal, tapi akan mengoptimalkan pada 2012 nanti, khususnya pada karyawan swasta dengan bekerja sama dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker). “Kedepannya kita akan pendekatan dengan pimpinan perusahaan yang non muslim bersama Dinsosnaker. Sebab kalau melalui surat yang dulu kita lakukan tidak efektif. Kita tidak melihat pimpinannya jika non muslim, tapi karyawan yang muslim,” tegas pria yang juga menjabat Ketua I MUI ini.Untuk diketahui, di tahun 2011 ini pengumpulan zakat sebesar Rp 3,1 miliar per Oktober lalu (data November belum diperbarui), surplus Rp 100 juta lebih dari target Rp 3 miliar. Untuk target zakat fitrah telah mencapai target Rp 1,5 miliar dan zakat maal baru Rp 1,2 miliar. Sedangkan selebihnya, Rp 400 juta lebih berasal dari infaq dan sedekah.
Sumber : radartarakan.co.id
]]>