Dengan menjadi amil, pemuda dapat mengaktualisasi diri sekaligus berkomunikasi dengan kehidupan orang lain
Hidayatullah.com–Ketua Forum Zakat (FOZ) Ahmad Juwaini mengatakan peran pemuda dalam pengelolaan zakat harus didukung dan dikembangkan oleh lembaga-lembaga zakat, karena pada dasarnya gerakan pembangunan zakat di Indonesia adalah gerakan yang diawaki oleh para pemuda.
Hal ini dapat dilihat disemua tempat pengelolaan zakat yang profesional ataupun masih konvensional diisi oleh orang-orang yang berumur dibawah 30 tahun umunya. “Gerakan zakat di Indonesia adalah gerakan kaum muda, mereka yang umunya merintis dan menginisiasi pengelolaan zakat.” Kata Ahmad. Ahmad Juwaini mengatakan pandangannya tersebut disela-sela talk show kepemudaan bertema ”Peran Pemuda dalam Perkembangan Zakat: Amil adalah Profesi Pilihan” yang diadakan oleh Indonesia Magnificent Zakat(IMZ) di Gedung Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis(28/10). Menurutnya, pembibitan kaum muda untuk menjadi amil-amil profesional harus dilakukan dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terarah agar pemuda memahami dengan baik urgensi dan kemanfaatan menjadi amil. Seperti yang sudah dilakukan beberapa lembaga zakat dan perguruan tinggi yang mengadakan program pendidikan zakat. “Penciptaan amil zakat itu sudah harus ditangani oleh pendidikan reguler yang lebih masih” ungkap Ahmad. Lebih lanjut,pendidikan zakat kepada para pemuda diperlukan untuk membongkar paradigma dan image yang kurang baik terhadap amil zakat diantaranya,anggapan tentang konotasi orang susah, gaji yang pas-pasan,dan masa depan yang tidak jelas. “Pemahaman yang baik tentang Amil zakat ke mereka, akan menghilangkan anggapan-anggapan buruk itu,” paparnya. Menjadi amil, kata Ahmad, dasarnya mampu memberikan ruang para pemuda untuk berprestasi dan mewujudkan obsesi-obsesi positif dan idealisme mereka sebagai pemuda. “Dengan menjadi amil pemuda dapat mengaktualisasi diri mereka, memperjuangkan cita-cita,dan membela umat, “ tutur Ahmad. “Tetapi yang terpenting bagi mereka,menjadi amil itu adalah pintu pengabdian kepada Allah SWt,” tandas Ahmad. Tak jauh berbeda dengan Ahmad ,menurut Tommi Hendrajati dengan menjadi amil, pemuda dapat mengaktualisasi diri sekaligus berkomunikasi dengan kehidupan orang lain dan mendapatkan penghasilan. “Mereka dapat bergelut dengan orang lain dan berbagi cerita dengannya, sekaligus mendapat penghidupan dari situ,” kata Tommi yang merupakan Program Director Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Tambahnya lagi, hal yang terpenting yang dapat diraih seorang amil bukanlah sekedar mendapat penghasilan,karena bicara uang manusia tidak akan pernah cukup, tetapi perubahan sikap dalam memandang hidup yang lebih baik. ‘Mereka yang menjadi amil akan memahami dan mendapat ke Qona’ahan dalam hidup dan selalu dalam kesyukuran dalam menjalakna hidup“ Tandas Tommi.[bil/hidayatullah.com]]]>