Ciputat, 18 Mei 2011
Oleh Irfan Syauqi Beik, PhD (Staf Khusus BAZNAS) Salah satu aspek penting yang harus dikembangkan dalam pembangunan zakat ke depan adalah memperkuat sinergi antarstafce-holder (pemangku kepentingan), terutama dalam hal penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Sinergi ini tidak hanya dilakukan dalam konteks domestik, namun harus pula dilakukan dalam konteks internasional. Berangkat dari upaya untuk memperkuat kerjasama zakat internasional, maka pada tanggal 8-12 Mei 2011 lalu, delegasi World Zakat Forum (WZF) yang dipimpin oleh Sekjen WZF yang juga Ketua Umum BAZNAS Prof KH Didin Hafidhuddin, mengadakan kunjungan dan pertemuan dengan sejumlah institusi di Turki dan Qatar. Di Turki, delegasi bertemu dengan Sekretaris Jenderal D8 Widi A Pratikto dan pimpinan PASIAD. D8 adalah organisasi kerjasama ekonomi yang beranggotakan delapan negara berkembang, yaitu Indonesia, Turki, Malaysia, Mesir, Nigeria, Bangladesh, Pakistan, dan Iran. Sedangkan PASIAD adalah LSM Turki yang memiliki concern pada pengembangan pendidikan, dan telah memiliki hampir 200 sekolah di 23 negara berbeda di kawasan Asia Pasifik. Tujuh diantaranya berada di Indonesia. Pengalaman organisasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pelajaran tentang bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pendidikan bagi kelompok tidak mampu. Sementara itu di Qatar, delegasi bertemu dengan perwakilan Persatuan Ulama Internasional yang diketuai Dr Yusuf Qardhawi, dan Menteri Wakaf dan Urusan Agama Qatar Dr Ghaith bin Mubarak. Dipilihnya lembaga ulama ini karena secara historis mereka memiliki perhatian yang sangat besar terhadap masalah perzakatan, apalagi Dr Yusuf Qardhawi merupakan tokoh utama dunia perzakatan internasional. Sementara pertemuan dengan Menteri Wakaf dan Urusan Agama Qatar merupakan upaya untuk memperkuat kerjasama zakat dengan pemerintah di kawasan Timteng, apalagi hampir dua per tiga dari potensi zakat dunia yang mencapai angka Rp 6 ribu trilyun itu berada di kawasan ini. Dua Catatan Penting Dari sejumlah pertemuan tersebut, ada dua catatan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi bangsa ini. Pertama, di tengah kompleksitas persoalan kemiskinan umat, diper-lukan adanya semangat taaw-wun dan solidaritas keumatan yang kokoh. Zakat bisa menjadi pintu yang efektif di dalam mendorong penguatan solidaritas global ini. Namun demikian, agar terbangun komitmen bersama yang kuat, diperlukan adanya saluran komunikasi yang tepat. Penulis melihat bahwa diplomasi zakat merupakan langkah yang sangat strategis di dalam mewujudkan hal tersebut. Diplomasi zakat ini dapat dilakukan melalui dua saluran utama, yaitu G to G (government to government) diplomacy dan P to P (people to people) diplomacy. Melalui diplomasi yang efektif, maka lalu lintas dana zakat antar negara dapat ditingkatkan dan dimaksimalkan. Inilah yang menjadi salah satu misi BAZNAS dan World Zakat Forum, yaitu bagaimana mengin-ternasionalisasikan zakat pada skala global, sekaligus menjadikannya sebagai agenda bersama negara-negara Islam yang ada, sehingga persoalan kemiskinan yang membelenggu umat Islam dunia dapat diminimalisir. Memang bukan perkerjaan yang mudah, meski hal tersebut bukan pula sesuatu yang mustahil. Budaya Memberi Selanjutnya, gerakan zakat internasional ini sesungguhnya merupakan upaya untuk mem-bangun peradaban masyarakat muslim yang produktif dan bermartabat. Salah satu pelajaran penting dari masyarakat Turki yang selama ini dipandang sekuler, adalah budaya memberi dan berbagi mereka yang sangat luar biasa. Berbagi melalui zakat, infak, shadakah dan wakaf telah menjadi gaya hidup masyarakat. Tidak heran bila produktivitas mereka juga sangat tinggi. Sehingga menjadi hal yang wajar apabila di negara tersebut, lembaga-lembaga sosial tumbuh dengan pesat, dan bahkan mampu melakukan ekspansi secara masif ke berbagai negara. PASIAD dan IHH termasuk diantara contoh lembaga yang berhasil dalam hal ini. Catatan kedua, adanya apresiasi dan pengakuan terhadap eksistensi dan kinerja lembaga zakat di tanah air. Setelah mengetahui beragam program yang dilakukan BAZNAS beserta lembaga zakat di tanah air, dunia internasional pun menyambut baik. Banyak diantara program kita yang dinilai sangat menarik dan berpotensi untuk diduplikasikan di negara-negara lain. Ini tentu sangat menggembirakan, dan merupakan kontribusi kongkrit lembaga zakat dalam membangun citra positif bangsa di luar negeri. Wallahu alam.
Sumber : bataviase.co.id
]]>