• Phone: 085215646958
  • training@imz.or.id
Stay Connected:

BELAJAR DARI MAESTRO
Oleh: Fatchuri Rosidin (IG: @fatchuri_fatah)

Saat pertama kali belajar tenis meja dulu, saya belajar pada ayah. Dia menjadi mentor saya; membimbing saya berlatih dari satu teknik pukulan ke teknik pukulan yang lain. Dia mengoreksi jika saya melakukan kesalahan. Saya mendapat feedback saat berlatih pukulan. Proses berlatih lebih cepat jika belajar pada seorang mentor.

Kalau kita belum punya pengalaman di pekerjaan, jangan memilih tempat kerja semata dengan pertimbangan besarnya gaji. Pilihlah tempat kerja yang kita bisa belajar lebih banyak dan lebih cepat. Itu bisa berupa pekerjaan di organisasi besar yang sistemnya bagus atau organisasi kecil yang dipimpin seorang leader yang cakap. Di tahun-tahun awal bekerja, fokuslah mengasah skill di pekerjaan. Jadikan atasan atau karyawan yang lebih senior sebagai mentor kita.

Saya dulu menetapkan lima tahun pertama kerja itu fase belajar. Fase membangun kompetensi diri. Saya memilih Astra untuk tempat pertama saya membangun kompetensi. Di perusahaan itu saya menemukan leader-leader cakap yang kemudian saya jadikan mentor. Juga sistem bisnis yang mapan dan teruji puluhan tahun di lebih dari 100 anak perusahaan.

Salah satu leader yang saya jadikan mentor namanya Daniel Dianto. Dia adalah Chief of Astra Management Development Institute; pusat pengembangan manajemen yang digagas sebagai konsultan internal dan pusat pengembangan leader di internal Astra.

Pak Daniel bukan hanya seorang business leader yang sukses, tapi juga seorang trainer yang handal. Kemampuannya menggali kebutuhan klien dan meramunya menjadi desain pelatihan sangat bagus. Kemampuan public speaking-nya amazing. Di usia yang tak lagi muda, dia bisa tetap energik meski mengajar sendirian di kelas pelatihan 3 hari berturut-turut dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Dan materinya tetap menarik. Tak ada satu pun peserta yang merasa bosan.

Saya memperhatikan caranya menggali kebutuhan klien dan meramunya menjadi materi pelatihan. Saya perhatikan caranya mengajar, intonasinya, pilihan katanya, bahasa tubuhnya, caranya menjawab pertanyaan dan menangani peserta yang sulit. Lalu saya berlatih, melakukan imitasi, dan meminta feedback.

Belajar dengan mentor akan jauh lebih cepat dibandingkan belajar sendiri. Tanpa mentor, kita tak tahu apakah yang kita lakukan sudah benar. Kita tak mendapat feedback apakah cara kerja kita sudah efektif. Saya meyakini rumus ini: belajar = bekerja + feedback.

Saat memilih mentor, pilihlah mentor terbaik. Pilihlah seorang maestro….

Baca tulisan lengkapnya di link berikut:

Belajar dari Maestro

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

First Name*
Subject*
Email*
Your Comments
Kirim Pesan
Join Chat
Assalaamualaikum Wr.Wb

Terima kasih telah mengunjungi IMZ – Your Strategic Partner for Training, Research, & Development.

Ada yang bisa kami bantu ?
Klik tombol kirim pesan dibawah ini.