Ciputat, 20 Mei 2011
Reformasi sudah berjalan 13 tahun. Namun, kemiskinan masih melilit bangsa ini walaupun era reformasi telah mengalami pergantian kepemimpinan sampai tiga kali. Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 1 Juli 2010 merilis data kemiskinan di Indonesia pada Maret 2009 mencapai 31.02 juta (13.33 persen dari total penduduk) dengan garis kemiskinan sebesar Rp211.726 per kapita per bulan. Kemiskinan tidak hanya terjadi di pedesaan, tapi Juga di kota-kota besar seperti Jakarta. Persoalan ekonomi bukan lagi alasan semata penyulut kemiskinan, tetapi juga soal kultur. Bencana busung lapar, wabah penyakit, dan musibah bencana alam yang melanda berbagai daerah menjadi bagian percepatan meningkatnya angka kemiskinan. Kemiskinan menjadi masalah kolektif untuk segera dicarikan alternatif solusi pemecahannya. Siapa pun tidak akan tega memiskinkan bumi pertiwi yang memiliki tanah subur dan hamparan lautan luas dan potensi sumber alam yang luar biasa nilainya. Belum lagi, jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan peluang investasi sumber daya prestatif di masa mendatang yang perlu diberdayakan. Kebijakan yang mendukung kaum dhuafa untuk dapat tumbuh menjadi masyarakat produktif dan mandiri telah digelontorkan tetapi kemiskinan terus mendera. Problem kemiskinan yang memicu meningkatnya kejahatan, kekacauan terjadi di mana-mana, dekadensi moral, kekufuran, dan penyakit sosial lainnya yang merugikan keluarga hingga masyarakat sekitar. Problem kemiskinan tidak hanya memerlukan perhatian pemerintah, tetapi juga semua unsur pemangku kepentingan seperti pengusaha, akademisi, lembaga nirlaba/NGO, guru, dokter, masyarakat pedagang, pekerja sosial, hingga pekerja di industri media. Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaumdhuafa dengan dana zakat, infak, sedekah, wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga (ZISWAF). Saat ini Dompet Dhuafa telah memiliki jaringan pelayanan di 19 propinsi Indonesia dan 3 di mancanegara (Hongkong, Jepang dan Australia). Dana ZISWAF dan dana sosial lain yang terhimpun disalurkan dalam beragam bentuk program sosial pendidikan, kesehatan, pelayanan dhuafa, penanganan bencana dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelatihan, kelembagaan, ekonomi, peternakan, pertanian, dan kredit mikro di seluruh Indonesia. Sebut saja satu program pembangunan rumah sakit gratis untuk dhuafa di Parung, Bogor, Jawa Barat yang dinamai Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dhuafa menjadi lebih baik, termasuk memberikan fasilitas pelayanan kesehatan secara cuma-cuma bagi dhuafa. Hingga saat ini, banyak masyarakat miskin yang tidak mendapat layanan dan fasilitas karena keterbatasan pemerintah dalam menyediakan dana. Akibatnya banyak orang miskin ditolak untuk mendapatkan pelayanan di banyak rumah sakit. Program Dompet Dhuafa yang juga pro rakyat miskin yaitu “Tak Rela Mereka Lapar. Dompet Dhuafa akan membangun jaringan 100 Desa Miskin agar desa sebagai basis pemasok pangan Indonesia mandiri secara pangan. Harapannya adalah kedaulatan pangan Indonesia dengan jalan membangun politik pangan yang sehat. Dompet Dhuafa terus melahirkan program-program solusi pemberdayaan yang membantu perjuangan melawan kemiskinan. Program ini diharapkan mendapat partisipasi dan dukungan publik yang besar. Semoga perjuangan melawan kemiskinan demi kehormatan bangsa dan kecintaan kepada negara ini, tak pernah pudar dari hati kita.
Sumber : bataviase.co.id
]]>