• Phone: 085215646958
  • training@imz.or.id
Stay Connected:

Pendidikan Dimulai Dari Bekal Otak Sampai Melakukan Evaluasi yang Mutlak
Oleh: Riki Wirahmawan

Otak manusia menurut ahli dibedakan menjadi tiga ketegori besar, yang sering disebut dengan istilah triun brain. Dr, Paul Maclean adalah pencetus dari tiga otak dalam satu kepala ini. Triune berarti “three in one” (Dave Meler : 2002), menurutnya otak manusia terdiri dari old brain atau yang biasa juga disebut dengan otak reptil, mid brain atau sistem limbik, dan neo korteks. Masing-masing dari otak manusia ini memiliki fungsinya tersendiri, bagian yang berfungsi untuk berfikir rasional termasuk didalamnya belajar mengamalkan agama dan nilai moral adalah neo korteks, yang berfungsi untuk memproses emosi adalah mid brain atau sistem limbik, sedangkan otak reptil atau old brain berfungsi untuk mengambil keputusan, gerakan spontanitas, naluri liar manusia bahkan ada y ang mengatakan old barain ini sebagai insting hewan pada diri manusia. Dengan mengetahui pembagian otak dan fungsinya, sudah selayaknya kita mengunakan otak untuk berfikir positif, membuat karya, “merawat otak”, dan melejitkan potensi otak sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita karunia besar ini. Hal yang harus dilakukan manusia guna melejitkan potensi otaknya adalah dengan melakukan proses pembelajaran, negara kita dengan sistem pendidikan yang ada berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, banyak PR yang harus dilakukan praktisi pendidikan. Adanya sinergisitas antara komponen pendidikan adalah hal penting yang mutlak dilakukan. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan sudah selayaknya melakukan manuver-manuver kreatif guna membangun dan meningkatkan suasana pembelajaran yang kondusif. Pengaturan tempat duduk yang dilakukan guru sudah selayaknya menjadi hal yang harus diperhatikan. Pengaturan tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal, tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka siswa merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang, inilah salah satu point yang dimaksud dengan kreatifitas. Kreatifitas artinya suatu kemampuan untuk membuat hal-hal baru anti mainstream dan memiliki nilai guna juga estetika. Menurut guru kreatif Sekolah Guru Indonesia, ibu Ami mengatakan bahwa “profesi guru dapat mengembangkan, meningkatkan, dan menjadikan seseorang kreatif”. Karena sejatinya tidak perlu modal besar untuk membuat anak pintar, cukup jadilah kreatif, putar otak, gunakan barang di sekitar. Menjadi guru kreatif berkoresponden positif dengan kompetensi.
Penggunaan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melakukan suatu hal adalah definisi dari kompetensi. Setiap manusia tentunya harus memiliki kompetensi guna mencapai tujuan atau meraih kesuksesannya. Guru atau pengajar dituntut untuk memiliki kompetensi, agar anak yang dibimbingnya mampu menjadi “seseorang” yang tentunya harus lebih baik dari gurunya. Alat ukur kompetebel yang bisa digunakan untuk mengetahui seseorang berhasil atau tidak mendidik siswanya adalah melihat siswanya tersebut di masa mendatang. Jadi siapakah mereka? maka paling tidak guru harus mencapai tujuan pembelajaran. Menguasai bahan instruksional, merancang melaksanakan sistem instruksional, memanfaatkan sumber belajar, merancang dan menggunakan alat ukur, dan support sekolah adalah hal yang mutlak harus dilakukan dan didapatkan seorang guru guna memenuhi kompetensi dan syarat seorang pengajar. Setelah proses pembelajaran, maka selanjutnya seorang guru harus melakukan pengukuran, penilaian, dan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Menurut Ralph Tyler Model setidaknya ada empat alur yang harus dilalui oleh seorang guru guna mencapai evaluasi yang efektif yaitu menentukan tujuan, menentukan pengalaman belajar, mengelola pengalaman belajar, dan melakukan evaluasi. Adapun teknik penilaian bisa dilakukan diantaranya dengan menggunakan pencil paper test, praktek, produk, proyek, portopolio, dan sikap yang kemudian diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif dengan jenis tes yang bisa dilakukan adalah tes tulis dan lisan dan respon siswa berupa tulis dan lisan, ranah psikomotorik dengan jenis tes yang bisa dilakukan adalah tes tulis dan lisan dan respon siswa berupa praktik, dan terakhir ranah afektif jenis tes yang bisa dilakukan adalah tes tulis dan lisan, respon siswa berupa perilaku. kesuksesan tujuan pembelajaran dan evaluasinya bagaikan pinang yang tidak bisa dibelah dua, nyatu saling melengkapi dan ekuivalen.

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

First Name*
Subject*
Email*
Your Comments
Kirim Pesan
Join Chat
Assalaamualaikum Wr.Wb

Terima kasih telah mengunjungi IMZ – Your Strategic Partner for Training, Research, & Development.

Ada yang bisa kami bantu ?
Klik tombol kirim pesan dibawah ini.