“Mengapa anda memilih menjadi amil zakat?”, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Pendiri Dompet Dhuafa Erie Sudewo dalam pembukaan “International Amil Development Program” (IADP) Senin (28/5) 2012 di Hotel Sofyan Betawi Jakarta. Profesi amil atau pengelola dana zakat kini sudah semakin semarak di berbagai pelosok tanah air. Ini terbukti dengan menjamurnya lembaga amil zakat.
Hadir dalam IADP, sejumlah tokoh antara lain, Erie Sudewo, DR Abdul Halim M Noor, PhD, Dr Noraini Mohamad dan Ustaz Hajar Opir. Ketiga nama terakhir itu merupakan pakar zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dari Institut Kajian Zakat (IKaZ )Malaysia Universiti Teknologi MARA (UiTM). IADP tahun 2012 ini merupakan program internasional pertama kali yang menyinergikan lembaga-lembaga kajian dan riset zakat dari dua negara yakni Indonesia dan Malaysia. Program yang sudah berjalan sejak 2009 ini, tidak hanya mendatangkan para pakar serta praktisi ziswaf dari dalam negeri tapi juga luar negeri. Seleksi IADP berlangsung sangat ketat bermula lebih dari 120 pemuda pemudi yang melamar, kemudian disaring dalam berbagai uji tulis, psikologi dan wawancara selektif hingga mencapai 9 amil terpilih. Proses pembinaan IADP ini akan berlangsung selama sekitar lima bulan. Mulai dari teori hukum zakat hingga praktek langsung penghimpunan dan penyaluran. Para peserta juga akan dilatih terjun ke area pemberdayaan mikro di lereng Merapi, Sleman DIY. Selama satu pekan mereka akan tinggal menetap di wilayah itu. Tujuannya untuk mengasah empati dan inovasi dalam mendayagunakan suatu komunitas masyarakat. Selain dari Jabodetabek, acara pembukaan IADP 2012 ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan LAZ dari beberapa kota lain seperti Semarang, dan Surabaya . Pada kesempatan tersebut BAZNAS juga turut serta mengirimkan amil-amil unggulannya untuk berpartisipasi. Magang di Malaysia Di akhir periode pembinaan, selain terdapat ujian kelulusan juga ada fasilitas magang kerja serta sertifikat resmi dari dua lembaga Indonesia dan Malaysia. Tiga peserta terbaik mendapat kesempatan praktek kerja di PPZ Malaysia selama 1 tahun. IADP yang menjadi kawah candradimuka penempa kader zakat diharapkan menciptakan amil-amil tangguh berkualitas yang berwawasan Internasional. Lulusan IADP juga akan mendapatkan peluang karir di lembaga zakat nusantara yang terkemuka. Menurut Koordinator Pelatihan IMZ Rina Triana, IADP 2012 merupakan program kaderisasi amil berupa pelatihan komprehensif dengan metode metode ajar ceramah, diskusi, simulasi, role playing, games, tugas kelompok, dan tugas individu. Penilaian melalui tiga aspek. “Yakni professional knowledge, leadership skill, dan managerial skill”, katanya. Baik IMZ, IKaZ, Pusat Pungutan Zakat (PPZ) dan Lembaga Zakat Selangor (LZS) dari Malaysia telah berkomitmen untuk mengembangkan suatu program untuk mengangkat taraf profesionalitas amil ke tingkat dunia. Pada 2013, rencananya diselenggarakan program sertifikasi amil internasional di Malaysia. Program sertifikasi ini akan memadukan kurikulum berstandar internasional dari lembaga berintegritas dan terpercaya. Program ini akan mengundang peserta-peserta amil dari berbagai dunia, khususnya Asia. Sehingga diharapkan sinergi para professional amil zakat dunia di masa depan akan jauh lebih baik dan produktif. Prasetyo W/IMZ Ed: Nashih Nashrullah Republika Jumat 8 Juni 2012 | 18 Rajab 1433 H | Dialog Jumat | Halaman 9“Mengapa anda memilih menjadi amil zakat?”, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Pendiri Dompet Dhuafa Erie Sudewo dalam pembukaan “International Amil Development Program” (IADP) Senin (28/5) 2012 di Hotel Sofyan Betawi Jakarta. Profesi amil atau pengelola dana zakat kini sudah semakin semarak di berbagai pelosok tanah air. Ini terbukti dengan menjamurnya lembaga amil zakat.
Hadir dalam IADP, sejumlah tokoh antara lain, Erie Sudewo, DR Abdul Halim M Noor, PhD, Dr Noraini Mohamad dan Ustaz Hajar Opir. Ketiga nama terakhir itu merupakan pakar zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dari Institut Kajian Zakat (IKaZ )Malaysia Universiti Teknologi MARA (UiTM). IADP tahun 2012 ini merupakan program internasional pertama kali yang menyinergikan lembaga-lembaga kajian dan riset zakat dari dua negara yakni Indonesia dan Malaysia. Program yang sudah berjalan sejak 2009 ini, tidak hanya mendatangkan para pakar serta praktisi ziswaf dari dalam negeri tapi juga luar negeri. Seleksi IADP berlangsung sangat ketat bermula lebih dari 120 pemuda pemudi yang melamar, kemudian disaring dalam berbagai uji tulis, psikologi dan wawancara selektif hingga mencapai 9 amil terpilih. Proses pembinaan IADP ini akan berlangsung selama sekitar lima bulan. Mulai dari teori hukum zakat hingga praktek langsung penghimpunan dan penyaluran. Para peserta juga akan dilatih terjun ke area pemberdayaan mikro di lereng Merapi, Sleman DIY. Selama satu pekan mereka akan tinggal menetap di wilayah itu. Tujuannya untuk mengasah empati dan inovasi dalam mendayagunakan suatu komunitas masyarakat. Selain dari Jabodetabek, acara pembukaan IADP 2012 ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan LAZ dari beberapa kota lain seperti Semarang, dan Surabaya . Pada kesempatan tersebut BAZNAS juga turut serta mengirimkan amil-amil unggulannya untuk berpartisipasi. Magang di Malaysia Di akhir periode pembinaan, selain terdapat ujian kelulusan juga ada fasilitas magang kerja serta sertifikat resmi dari dua lembaga Indonesia dan Malaysia. Tiga peserta terbaik mendapat kesempatan praktek kerja di PPZ Malaysia selama 1 tahun. IADP yang menjadi kawah candradimuka penempa kader zakat diharapkan menciptakan amil-amil tangguh berkualitas yang berwawasan Internasional. Lulusan IADP juga akan mendapatkan peluang karir di lembaga zakat nusantara yang terkemuka. Menurut Koordinator Pelatihan IMZ Rina Triana, IADP 2012 merupakan program kaderisasi amil berupa pelatihan komprehensif dengan metode metode ajar ceramah, diskusi, simulasi, role playing, games, tugas kelompok, dan tugas individu. Penilaian melalui tiga aspek. “Yakni professional knowledge, leadership skill, dan managerial skill”, katanya. Baik IMZ, IKaZ, Pusat Pungutan Zakat (PPZ) dan Lembaga Zakat Selangor (LZS) dari Malaysia telah berkomitmen untuk mengembangkan suatu program untuk mengangkat taraf profesionalitas amil ke tingkat dunia. Pada 2013, rencananya diselenggarakan program sertifikasi amil internasional di Malaysia. Program sertifikasi ini akan memadukan kurikulum berstandar internasional dari lembaga berintegritas dan terpercaya. Program ini akan mengundang peserta-peserta amil dari berbagai dunia, khususnya Asia. Sehingga diharapkan sinergi para professional amil zakat dunia di masa depan akan jauh lebih baik dan produktif. Prasetyo W/IMZ Ed: Nashih Nashrullah Republika Jumat 8 Juni 2012 | 18 Rajab 1433 H | Dialog Jumat | Halaman 9“Mengapa anda memilih menjadi amil zakat?”, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Pendiri Dompet Dhuafa Erie Sudewo dalam pembukaan “International Amil Development Program” (IADP) Senin (28/5) 2012 di Hotel Sofyan Betawi Jakarta. Profesi amil atau pengelola dana zakat kini sudah semakin semarak di berbagai pelosok tanah air. Ini terbukti dengan menjamurnya lembaga amil zakat.
Hadir dalam IADP, sejumlah tokoh antara lain, Erie Sudewo, DR Abdul Halim M Noor, PhD, Dr Noraini Mohamad dan Ustaz Hajar Opir. Ketiga nama terakhir itu merupakan pakar zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dari Institut Kajian Zakat (IKaZ )Malaysia Universiti Teknologi MARA (UiTM). IADP tahun 2012 ini merupakan program internasional pertama kali yang menyinergikan lembaga-lembaga kajian dan riset zakat dari dua negara yakni Indonesia dan Malaysia. Program yang sudah berjalan sejak 2009 ini, tidak hanya mendatangkan para pakar serta praktisi ziswaf dari dalam negeri tapi juga luar negeri. Seleksi IADP berlangsung sangat ketat bermula lebih dari 120 pemuda pemudi yang melamar, kemudian disaring dalam berbagai uji tulis, psikologi dan wawancara selektif hingga mencapai 9 amil terpilih. Proses pembinaan IADP ini akan berlangsung selama sekitar lima bulan. Mulai dari teori hukum zakat hingga praktek langsung penghimpunan dan penyaluran. Para peserta juga akan dilatih terjun ke area pemberdayaan mikro di lereng Merapi, Sleman DIY. Selama satu pekan mereka akan tinggal menetap di wilayah itu. Tujuannya untuk mengasah empati dan inovasi dalam mendayagunakan suatu komunitas masyarakat. Selain dari Jabodetabek, acara pembukaan IADP 2012 ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan LAZ dari beberapa kota lain seperti Semarang, dan Surabaya . Pada kesempatan tersebut BAZNAS juga turut serta mengirimkan amil-amil unggulannya untuk berpartisipasi. Magang di Malaysia Di akhir periode pembinaan, selain terdapat ujian kelulusan juga ada fasilitas magang kerja serta sertifikat resmi dari dua lembaga Indonesia dan Malaysia. Tiga peserta terbaik mendapat kesempatan praktek kerja di PPZ Malaysia selama 1 tahun. IADP yang menjadi kawah candradimuka penempa kader zakat diharapkan menciptakan amil-amil tangguh berkualitas yang berwawasan Internasional. Lulusan IADP juga akan mendapatkan peluang karir di lembaga zakat nusantara yang terkemuka. Menurut Koordinator Pelatihan IMZ Rina Triana, IADP 2012 merupakan program kaderisasi amil berupa pelatihan komprehensif dengan metode metode ajar ceramah, diskusi, simulasi, role playing, games, tugas kelompok, dan tugas individu. Penilaian melalui tiga aspek. “Yakni professional knowledge, leadership skill, dan managerial skill”, katanya. Baik IMZ, IKaZ, Pusat Pungutan Zakat (PPZ) dan Lembaga Zakat Selangor (LZS) dari Malaysia telah berkomitmen untuk mengembangkan suatu program untuk mengangkat taraf profesionalitas amil ke tingkat dunia. Pada 2013, rencananya diselenggarakan program sertifikasi amil internasional di Malaysia. Program sertifikasi ini akan memadukan kurikulum berstandar internasional dari lembaga berintegritas dan terpercaya. Program ini akan mengundang peserta-peserta amil dari berbagai dunia, khususnya Asia. Sehingga diharapkan sinergi para professional amil zakat dunia di masa depan akan jauh lebih baik dan produktif. Prasetyo W/IMZ Ed: Nashih Nashrullah Republika Jumat 8 Juni 2012 | 18 Rajab 1433 H | Dialog Jumat | Halaman 9]]>