Satu dekade sudah IMZ mendedikasikan segenap daya dan upaya dengan bergerak dalam riset, advokasi, peningkatan kapasitas yang fokus kepada pada pengembangan zakat dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu program yang terus dikembangkan IMZ ialah Amil Development Program (ADP), sebagai media yang dipercaya mampu meningkatkan asselerasi pengelolaan zakat di tanah air. Sejak digulirkan lima tahun silam, ADP yang dulu masih bernama Zakat Eksekutif Development Program (ZEDP) telah berhasil mencetak sumber daya insani (amilin) yang handal di dalam pengelolaan zakat secara professional. Dengan bekal pengetahuan yang berikan secara komprehensif dan terintegrasi selama enam bulan pendidikan, para alumni ADP terbukti berprestasi di dalam barisan amilin lainnya pada beberapa Lembaga Pengelola Zakat, bahkan tidak sedikit diantara mereka mampu merintis dari titik nol di beberapa entitas sosial dan korporasi dalam mendirikan bangunan organisasi pengelola zakat. Abdul Gofur (29 thn), adalah alumni pada ADP perdana (baca: ZEDP) yang telah berhasil membuktikan kepada kita, ia telah membuktikan kepada kita semua bahwa zakat akan kian hebat bila dikelola oleh SDI yang muda dan professional. Sekarang, Gofur telah menjelma menjadi amil berkelas internasional. Dengan tangan dinginnya, Dompet Dhuafa Hongkong dapat terus melanjutkan aktifitasnya, menebar manfaat melalui potensi kedermawanan sosial pada ratusan pahlawan devisa Negara, pekerja Migran Indonesia di Hongkong. Selain itu, sosok Ganjar Gumilang (25 thn) dan Yudi (23 thn) pun menambah catatan sukses yang berhasil ditorehkan alumni ADP. Sebagai alumni ADP tahun kedua dan ketiga, mereka telah menyumbangkan tenaga dan fikirannya di dalam memajukan pengelolaan zakat berbasis korporat. Ganjar dipercaya menjadi lokomotif LAZIS Amaliah ASTRA dari titik start hingga sekarang. Berawal dari niat beberapa karyawan ASTRA yang mencoba menseriusi potensi dana filantropi Islam di sebuah perusahaan otomotif yang terbilang besar di tanah air ini. Sebelumnya, ASTRA memang telah memiliki simpul gerakan karyawan muslim dalam aktifitas kerohanian Islam, namun masih disadari bahwa potensi Zakat Infak Shodaqoh para karyawan belum dikelola secara serius. IMZ pun menyambut dengan dilakukannya Pelatihan Fiqh Manajemen Zakat bagi para karyawan ASTRA, pun IMZ mendapat kepercayaan ‘menanamkan’ SDI di sana. Al hasil, tiga tahun sudah Ganjar mengabdikan diri dan berhasil menghimpun kepercayaan internal korporasi, melalui rekam dana terhimpun dan program yang telah digulirkan, kini ASTRA telah memiliki sebuah Organisasi Pengelola Zakat yang patut diperhitungkan. Serupa dengan Yudi, sebagai Alumni ADP ditahun ketiga, Ia juga telah mampu menjawab tantangan di dalam memajukan geliat pengelolaan Zakat di PT. LG Indonesia. Dalam dua tahun terakhir, pengelolaan zakat di perusahaan tersebut telah lugas menjawab keraguan masyarakat, bahwa zakat pun bisa tumbuh dengan baik bila dikelola oleh amil full time. Indonesia, sebagai negara yang tengah berkembang, memiliki banyak potensi yang bisa diharapkan. Menurut sensus ekonomi tahun 2006, tercatat terdapat sedikitnya 266,4 ribu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pergalian. Anggap dengan asumsi minimal, misal ¼ dari jumlah perusahaan tersebut telah memiliki aktivitas filantropi Islam (baca: Organisasi Pengelola Zakat Infak Shodaqoh/ZIS) maka tersebutlah angka 66,6 ribu perusahaan. Bila masing-masing perusahaan tersebut berhasil menghimpun dana ZIS dari karyawan mencapai 10 juta setiap tahun misal saja, maka potensi dana ZIS keseluruhan dapat mencapai Rp. 666.000.000.000. Lihatlah, betapa besar dana yang bisa dhimpun dan berapa banyak program ekonomi produktif yang dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat kita yang masih tergolong miskin. Bisa dibayangkan bila pada jumlah asumsi tersebut, setiap perusahaan memiliki SDI yang mumpuni dalam bidang manajerial Organisasi Pengelola ZIS, maka kelipatan demi kelipatan perolehan penghimpunan dana menjadi sebuah keniscayaan. Seperti yang terpotret pada lembaga PPPA Darul Qur’an, menurut pengakuan Darmawan (29 thn) selaku GM Program lembaga besutan Ust. Yusuf Mansur tersebut yang juga sebagai alumni ADP tahun kedua (baca:ZEDP II), pada 2007 silam saat ia baru bergabung bersama 5 amil fulltime lainnya, lembaga tersebut sudah berhasil menghimpun sedikitnya enam milyar dalam satu tahun. Dan pada 2009, jumlah penghimpunan berhasil mencapai 50 miyar-an dengan memilki jumlah amil fulltime tidak kurang dari 50 orang. “Selain sebagai buah kerja cerdas segenap amilin disini, semua ini bisa tercapai berkat pengetahuan yang saya terima di ZEDP sehingga saya dapat terus berupaya mengikuti irama semangat para senior saya di sini” ujarnya. Sejak awal digulirkan, IMZ meyakini bahwa ADP mampu menjadi salah satu solusi dalam mengurai permasalahan sosial melalui aktivitas pengelolaan dana ZIS. Kenapa? Karena konsep ADP dibuat melalui langkah-langkah pembuatan pelatihan yang sistematis, mulai dari pendefisian tujuan dan objective hingga ke penetapan cara evaluasi dan anggaran. Selain itu dalam penyusunan aktivitas pembelajaran (disetiap sesi) juga mempertimbangkan beberapa kerangka teori seperti konsep adult learning approach, daur belajar Kolb, dan learning domain (domain kognitif, afektif, dan psikomotor). Inovasi metode pembelajaran juga dilakukan dengan memberikan porsi yang seimbang antara berbagai metode pembelajaran dan pemilihan jenis metode yang lebih bervariasi, misalnya modified lecture, field trips, groups discussion, role plays, simulations, demonstration, games, dan sebagainya. ADP dan ZEDP memilki metode rekrutmen dan pelaksanaan yang serupa, perbedaan terletak pada jumlah stakeholders program. Tahun ini, ADP 2010 berhasil menjaring 15 peserta terbaik dari sedikitnya 450 pelamar yang masuk. IMZ berdiri pada 31 Desember 1999 di Jakarta, demi menjawab tantangan optimalisasi potensi kelembagaan di tengah ikhtiar mewujudkan kegemilangan zakat Indonesia. IMZ yang dahulu merupakan singkatan dari Institut Manajemen Zakat , maka pada tanggal 25 Februari 2009 berubah nama menjadi Indonesia Magnificence of Zakat setelah bergabung dengan Circle of Information and Development (CID). Aktivitas utama IMZ, melakukan riset, kajian tentang zakat dan pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan kegiatan yang terbuka untuk umum dalam pengembangan kapasitas pengelola zakat secara periodik dan berkesinambungan -saf-]]>