Ciputat, 8 Desember 2011
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Solo, Jawa Tengah, memperkirakan angka kemiskinan di kota itu akan meningkat signifikan usai pendataan ulang yang kini sedang dilakukan. Pasalnya, indikator miskin yang mereka gunakan sebagai dasar pendataan berbeda dengan yang dipakai Badan Pusat Statistik (BPS). “Berdasarkan data BPS tahun lalu angka kemiskinan Solo berada dikisaran 13,9 persen. Tetapi nanti setelah pendataan bisa naik tiga kali lipat,” kata Sekretaris TKPKD Solo Semmy Rori, Selasa (6/12). Menurutnya, indikator yang mereka gunakan 11 item lebih banyak jika dibandingkan dengan BPS. Jika BPS hanya menggunakan 14 indikator, TKPKD memakai 25 indikator. Indikator tersebut merupakan gabungan dari indikator yang digunakan BPS dan indikator mandiri yang disusun tim dengan mempertimbangkan muatan lokal. Dengan indikator yang jauh lebih banyak itu, hampir dipastikan jumlah warga yang masuk dalam kategori miskin juga akan meningkat. Tetapi, jelas Semmy, hal itu wajar jika dibandingkan dengan kondisi riil ekonomi masyarakat yang dilihat tim dilapangan. “Kami jamin survey yang kami lakukan ini independen, bebas dari kepentingan apapun apalagi politik,” tegasnya.
Sumber : mediaindonesia.com
]]>